Tisnonegaran Lestarikan Budaya Melalui Festival Kesenian Malam 1 Suro

Ratusan warga memadati jalan Juanda Tisnonegaran untuk menyaksikan kirab 9 pusaka yang diselenggarakan Kelurahan Tisnonegaran bersama Sanggar Seni Mardi Budoyo pada Jumat (21/7) siang.

Festival Malam 1 Suro

Ratusan warga memadati jalan Juanda Tisnonegaran untuk menyaksikan kirab 9 pusaka yang diselenggarakan Kelurahan Tisnonegaran bersama Sanggar Seni Mardi Budoyo pada Jumat (21/7) siang. Nampak Camat Kanigaran didampingi Lurah Tisnonegaran, Mbah Guco dan Muspika memimpin rombongan kirab dibarisan depan. Selanjutnya barisan sembilan pusaka yang diikuti tari-tarian, singo barong hingga reog.

Kesembilan pusaka tersebut antara lain dua buah trisula senjata poro Senopati jaman dulu, Tombak Sumbi yang berasal dari Madura, Keris Kolotido Senjara dari kerajaan Mataram, Keris Dewi Lanjar, Keris Tilampih, Keris Jaladinding yang berasal dari Tuban, 2 buah payung tunggul payung, dan payung tunggul nogo.

Kirab pusaka merupakan salah satu rangkaian Grebeg Suro yang dilaksanakan untuk memperingati tahun baru Islam atau yang sering disebut Satu Muharram. Acara tersebut dikemas dalam Festival Kesenian Malam 1 Suro yang diselenggarakan dalam 2 hari yakni tanggal 21 sampai dengan 22 Juli 2023.

Setelah kirab acara dilanjutkan dengan menampilkan adu pecut dari sanggar Mardi Budoyo dan Singo Boro, Tari Mei Ling Hua yang dibawakan oleh siwa-siswi SMPK Materdei, hadrah Tim Selantang dari ibu-ibu RW 1, karawitan oleh SD Sukabumi 7 serta Barongan Kepruk yaitu tarian topeng naga antagonis yang apabila mengatupkan mulutnya dapat mengeluarkan bunyi yang sangat keras.

Kesenian yang tampil tidak hanya dari sanggar Mardi Budoyo tapi juga dari luar daerah seperti Surabaya dan Lumajang.

Agenda hari kedua adalah ruwatan massal, biasanya diikuti oleh anak tunggal laki-laki yang disebut unting-unting dan anak tunggal perempuan yang disebut untang-anting serta acara pamungkas yaitu pagelaran wayang golek pada malam hari.

Siti Hotidjah, Lurah Tisnonegaran mengatakan event ini menunjukkan keragaman sekaligus keharmonisan budaya yang ada di Kelurahan Tisnonegaran. “ada karawitan yang memadukan budaya Jawa dan Madura , hadrah selantang sebagai lambang budaya arab, serta tari mei ling hua dari etnis tionghoa, kita tampilkan dan kita kemas dalam satu festival kesenian ini” ujarnya.










Selain itu acara ini juga untuk mengenalkan kepada masyarakat khususnya generasi muda nilai-nilai budaya yang ada. .”yang penting masyarakat tahu bahwa pusaka-pusaka inilah yang digunakan pada masa perjuangan sebelum ada senjata modern, jadi mereka tahu bentuk pusaka itu seperti apa saja, selama ini kebanyakan hanya tahu keris saja” ujar mbah Guco, Pimpinan Sanggar Mardi Budoyo. Diharapakan generasi muda lebih mencintai kesenian dan mau melestarikan budaya setempat.

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT