Pokmas Janur Kuning Bersama Kelurahan Curahgrinting Gelar Sosialisasi Pencegahan dan Penurunan Stunting
Pokmas Janur Kuning bersama Kelurahan Curahgrinting menggelar Sosialisasi Pencegahan dan Penurunan Stunting di Ombass Café n Resto pada Rabu (5/4)
sosialisasi stunting
Pokmas Janur Kuning bersama
Kelurahan Curahgrinting menggelar Sosialisasi Pencegahan dan Penurunan Stunting
di Ombass Café n Resto pada Rabu (5/4). Camat Kanigaran membuka acara ini
didampingi oleh Lurah Curahgrinting, Ketua Pokmas Janur Kuning, Ketua LPM
Kelurahan Curahgrinting serta dr.Ika Maya Suryaningtias, Sp.A selaku
narasumber. Sedangkan peserta sosialisasi terdiri dari kader posyandu, kader
PKK, forum anak, Kelompok Difabel Kelurahan (KDK) serta ibu balita stunting.
Camat Kanigaran, Agus Rianto
berharap peserta dapat memahami materi sosialisasi ini sehingga dapat mencegah
dan menurunkan angka stunting Kota Probolinggo.
“memang tidak mudah untuk
menurunkan angka stunting karena tidak hanya perlu perbaikan gizi tapi juga peran
serta semua stake holder terkait, termasuk KUA sebagai filter awal dalam
mengedukasi calon pengantin untuk menghadapi kehidupan pasca pernikahan”
ujarnya. Pernikahan dini memang menjadi salah satu faktor pemicu stunting
karena kurangnya pengetahuan pola asuh anak yang baik.

Stunting adalah perawakan pendek
akibat kekurangan nutrisi yang kronis dengan adanya riwayat infeksi. “ Stunting
mengakibatkan perkembangan anak terlambat, daya tahan tubuh berkurang,
kemampuan kognitif berkurang, rentan terhadap penyakit serta angka kematian dan kesakitan yang meningkat. Dampak
tersebut sulit diperbaiki oleh karena itu stunting harus dicegah” terang Ika
Maya, narasumber dari RSUD Dr.Mohamad saleh Kota Probolinggo.
Ia pun menjelaskan strategi
pencegahan stunting antara lain praktik pemberian makanan pada bayi (infant
feeding) yang benar. Pentingnya pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan(HPK)
dimulai sejak kehamilan, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan yang
dilanjutkan dengan MPASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat. Pemberian
MPASI pada anak berusia 6-24 bulan (1000 HPK) harus diperhatikan karena pada periode ini sering terjadi
gangguan pertumbuhan, defisiensi mikronutrien dan rentan terinfeksi penyakit. Setelah
usia 2 tahun, akan lebih sulit memperbaiki efek malnutrisi, oleh karena itu
pemberian MPASI harus tepat waktu (usia 6 bulan), adekuat, aman serta diberikan
secara benar. Adekuat dalam hal kuantitas (jumlahnya) dan kualitas (memiliki
kandungan makronutrien yakni energi, protein, lemak dan mikronutrien yakni
vitamin dan mineral) yang dapat memenuhi kebutuhan bayi sesuai usianya. Asupan
nutrisi yang tidak adekuat (kurang protein hewani) salah satu faktor risiko
stunting, oleh karena itu sumber makanan protein hewani harus dikonsumsi setiap
hari atau sesering mungkin.
“aman yang dimaksud adalah MPASI
disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan dan
peralatan makan yang bersih, sedangkan cara pemberian yang tepat adalah MPASI
diberikan sesuai dengan perkembangan ketrampilan makan anak sesuai umur dengan
jadwal dan metode yang sesuai”paparnya.
Peran nutrisi pada 1000 HPK untuk
jangka pendek adalah membantu perkembangan otak, membantu pertumbuhan anak
serta mengatur metabolisme anak. Sedangkan untuk jangka panjang adalah
mengoptimalkan kemampuan kognitif dan prestasi, mengoptimalkan kekebalan tubuh,
menurunkan resiko penyakit seperti diabetes, obesitas, stroke dan penyakit
jantung. Pemberian makanan dengan energi yang berlebihan pada anak stunting
akan meningkatkan risiko overweight dan obesitas . Untuk itu dalam tatalaksana
stunting, perlu diberikan makanan dengan perhitungan kalori sesuai dengan
Kebutuhan untuk tumbuh kejar dan pentingnya pemantauan.

Selain infant feeding,strategi
lain pencegahan stunting adalah pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan menimbang berat dan mengukur tinggi badan secara berkala, serta deteksi
dini dan tatalaksana nutrisi pada bayi yang mengalamai resiko gagal tumbuh.