Kelurahan Sukoharjo bersama pokmas Bintang Bersinar menggelar pelatihan hidroponik di aula Kelurahan Sukoharjo pada Rabu, (12/7) pagi.
Kelurahan Sukoharjo bersama pokmas Bintang Bersinar menggelar pelatihan hidroponik di aula Kelurahan Sukoharjo pada Rabu, (12/7) pagi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga serta solusi urban farming ditengah keterbatasan lahan yang ada. Hadir dalam kegiatan ini Camat Kanigaran yang diwakili oleh Sekcam Kanigaran, Aries Rachmanto. Ia membuka acara didampingi Lurah Sukoharjo, ketua Pokmas Bintang Bersinar serta narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Probolinggo. Dalam sambutannya ia berharap agar peserta dapat memanfaatkan kegiatan ini sebaik-baiknya. “saya harap setelah kegiatan ini peserta dapat membuat tanaman hidroponik untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan dirumah, syukur kalau bisa dijadikan usaha, bisa menambah penghasilan keluarga” ujarnya.
Amilia Juniarti, penyuluh
pertanian sekaligus narasumber pagi hari ini menjelaskan berbagai keunggulan
tanaman hidroponik kepada 25 peserta yang hadir. Hidroponik adalah sistem
budidaya tanaman tanpa media tanah melainkan dengan aliran air bernutrisi. “tanaman hidroponik dapat menghemat 90 %
penggunaan air dibandingkan menanam ditanah” paparnya. Selain itu juga lebih
efisien dalam penggunaan lahan dan tenaga kerja, dapat ditanam sepanjang tahun.
Tanaman hidroponik juga lebih higienis dan bersih, pemeliharaannya lebih mudah,
terkontrol, masa panen pun lebih cepat serta bebas pestisida kimia.
Media tanamnya ada yang organik maupun anorganik. Media tanam organik yaitu cocopeat dan sekam bakar, Cocopeat adalah serbuk halus sabut kelapa yang dihasilkan dari proses penghancuran sabut kelapa. Cocopeat memiliki daya serap tinggi, ringan, serta dapat menyimpan hara/pupuk. Sedangkan sekam merupakan hasil dari proses pembakaran tidak sempurna dari sekam padi, memiliki daya serap tinggi, sistem aerasi mengikat, serta bebas hama dan penyakit.
Adapun media tanam
anorganik antara lain rockwool, perlit, vermikulit serta hidroton. Rockwool merupakan
serat yang berasal dari hasil pembakaran batuan basalt yang dipadatkan
menyerupai spons, dapat menahan air dengan baik dan steril dari patogen. Selain
itu ada clay hidraton ball yang dihasilkan dari bahan dasar tanah liat yang
dipanaskan pada suhu tinggi (>1.000oC), berbentuk bulat dan
berpori. Hidroton memiliki kemampuan mengikat air yang relative kuat, pori-pori
kecil, susunan akar tidak terganggu serta dapat digunakan berulang kali. Tanaman
hidroponik membutuhkan pupuk berupa cairan elektrolit yang bila dilarutkan akan
terurai menjadi kation dan anion sehingga bisa diserap oleh tanaman.
Ada beberapa jenis metode
hidroponik yang biasa digunakan yaitu wick system, nutrient film technique
(NFT), deep flow technique (DFT), rakit apung, dutch bucket serta irigasi
tetes. Pada pelatihan ini Amilia Juniarti, narasumber dari DKPPP akan menjelaskan
wick system (sistem sumbu) yaitu sistem hidroponik yang paling mudah dan
sederhana. Peserta dibekali alat dan bahan berupa benih tanaman, pupuk cair, nampan,
besi pelubang, kain flannel, papan yg sudah dilubangi serta rockwool sebagai
media tanam. Menanam dengan sistem hidroponik dapat dilakukan dirumah maupun
dilingkungan kantor atau sekolah.