Kembangkan Sektor Pertanian Melalui Pelatihan Hidroponik

Kelurahan Kanigaran bersama Pokmas Sriti Mandiri menggelar Pelatihan Hidoponik di aula Kelurahan Kanigaran pada Minggu (30/7) serta Pelatihan Budidaya Air Tawar pada hari berikutnya.

Pelatihan Hidroponik Kanigaran

Metode hidroponik sangat cocok diterapkan masyarakat Kelurahan Kanigaran dengan penduduk yang padat  namun lahan terbatas. Oleh karena itu Kelurahan Kanigaran bersama Pokmas Sriti Mandiri menggelar Pelatihan Hidoponik di aula Kelurahan Kanigaran pada Minggu (30/7) serta Pelatihan Budidaya Air Tawar pada hari berikutnya. Pelatihan ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Daerah dalam mendukung pengembangan sektor pertanian guna menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebanyak 35 orang dari berbagai elemen masyarakat Kelurahan Kanigaran mengikuti pelatihan hidroponik pada hari pertama. Kegiatan diibuka oleh Walikota Probolinggo yang diwakili Camat Kanigaran, Agus Rianto. “Pertama saya ingin menyampaikan permohonan maaf Walikota Probolinggo karena berhalangan hadir. Beliau mengapresiasi kegiatan ini dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama berinovasi mendukung produk lokal dan memperkuat ekosistem ekonomi kreatif sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan” ujar Agus dalam sambutannya mewakili Walikota.

“Ekonomi kreatif menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan potensi wilayah kita,salah satunya adalah bercocok tanam dengan sistem hidroponik. Produk hidroponik lebih berkualitas, ramah lingkungan serta efisien dalam pemanfaatan sumber daya” imbuhnya.

Narasumber kegiatan ini adalah Dini Santi Ikawati, praktisi dari Ditara Hidroponik. Ia memotivasi peserta dengan menceritakan awal mula menggeluti hidroponik hingga sukses seperti sekarang. “Awalnya belajar otodidak dari buku mulai tahun 2017. Karena youtube belum sepopuler sekarang, jadi harus beli buku, ikut pelatihan, terus saya coba kok bisa tumbuh, seneng banget” ceritanya. Dengan latar belakang pendidikan Teknik Sipil, ia tak pernah mengira akan menggeluti dunia pertanian. Ia meyakinkan peserta bahwa semua pasti bisa bercocok tanam dengan hidroponik, hasilnya pun cukup menjanjikan. Tak hanya cara bertanam, ia juga menjelaskan dan membagi pengalamannya terkait manajemen budidaya hingga pemasaran produk.

Hari berikutnya adalah pelatihan budidaya air tawar yang diikuti 25 peserta dengan narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Probolinggo. Jenis ikan air tawar yang paling populer adalah ikan lele. Selain rasanya yang enak, masa panen ikan lele hanya 3 bulan, paling cepat dibanding ikan air tawar lainnya.

Kegiatan kali ini dihadiri oleh Abdul Mujib, Ketua DPRD Kota Probolinggo. Ia menyampaikan pentingnya meningkatkan pengetahuan untuk mengembangkan usaha. “Sangat penting untuk upgrade skill dan pengetahuan dalam usaha. Dengan demikian diharapkan hasilnya juga meningkat. Perlu inovasi dalam usaha, misalnya membuat pakan alternatif untuk budidaya ikan. Jadi bisa menekan biaya produksi namun hasil tetap memuaskan” paparnya.

Kesempatan ini dimanfaatkan peserta untuk menyampaikan aspirasinya, salah satunya Siti Juariyah. Ia mengaku sudah mencoba budidaya lele namun sulit untuk menjualnya. “ Problem usaha ya memang itu, antara modal dan pemasaran. Ini menjadi PR bagi DKPPP untuk mencarikan pasar, bagi pemula bisa berkolaborasi dengan pembudidaya berskala besar” jawab Mujib, sapaan akrabnya.

Ada pula Wiyono yang mengeluhkan sulitnya mendapat bantuan paket usaha seperti bantuan kolam, benih serta pakannya. Abdul Mujib pun menjelaskan kendala dalam bantuan tersebut. “Kendalanya adalah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat bantuan tersebut, seperti lahan harus milik sendiri, serta SK Kemenkumham bagi kelompok pengurus. Nah ini yang sulit dipenuhi warga Kota Probolinggo” pungkasnya.

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT