Kelurahan Kanigaran Membingkai Keberagaman Budayanya Dalam Nigeren Culture Festival

Kelurahan Kanigaran membingkai keberagaman budayanya dalam Nigeren Culture Festival pada Jumat (22/9) sejak sore hingga malam hari

Nigeren Culture Festival

Kelurahan Kanigaran merupakan rumah bagi berbagai kelompok etnis, suku, dan komunitas yang memiliki tradisi dan kaya akan budaya. Namun, di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan pengaruh globalisasi, budaya lokal seringkali terancam. Generasi muda lebih terpesona oleh budaya global, sedangkan tradisi dan seni lokal mulai pudar.

Karena itulah Kelurahan Kanigaran membingkai keberagaman budayanya dalam Nigeren Culture Festival pada Jumat (22/9) sejak sore hingga malam hari. Kegiatan yang diinisiasi bersama Pokmas Sriti Mandiri ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal. Nigeren Culture Festival adalah upaya untuk memberikan pengakuan yang pantas kepada seniman lokal yang telah berdedikasi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal. “Ini adalah penghargaan terhadap kreativitas mereka dan dorongan untuk terus berkarya. Selain itu juga untuk mendidik generasi muda tentang nilai-nilai budaya. Agar anak-anak dan remaja dapat belajar lebih banyak tentang tradisi dan budaya mereka sendiri, yang merupakan dasar pembentukan karakter dan identitas mereka” papar Dwi Arianto, Lurah Kanigaran sebelum mengikuti rombongan yang bergerak ke taman maramis.

Festival ini dimulai dengan pasar rakyat yang menyajikan aneka kuliner dari 50 umkm Kelurahan Kanigaran dan 1 umkm pelajar. Selain itu juga menampilkan seni membatik, seni lukis serta live cooking. Terdapat 2 panggung besar yang menampilkan berbagai kreasi seni warga Kanigaran. Di panggung Raraswara ada parodi lawak, hadrah, tari marlena, tari kundaran, tari nirmala, tari makarta, serta pentas bahasa isyarat dari KDK (Kelompok Difabel Kelurahan) Kanigaran. Di panggung Wirama Hasta ada gludhug keng tak ojen, punokawan, fashion show para kang dan yuk Probolinggo. Tak hanya warga Kelurahan Kanigaran, lembaga pendidikan setempat juga turut memeriahkan acara diantaranya SMP STIA Bayuangga, SMAN 1, SMAN 4, MAN 2 serta MTsN Probolinggo.

Hadir mewakili Walikota Probolinggo, Surya Darmawati, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM membacakan sambutan Walikota. “Kesenian adalah salah satu ekspresi tertinggi dari kebudayaan manusia. Kesenian merupakan jendela yang memungkinkan masyarakat untuk memahami, merasakan, dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki oleh suatu daerahterangnya. Kesenian adalah jejak sejarah yang hidup, sebuah manifestasi dari kreativitas manusia yang telah mengalir melalui generasigenerasi. Oleh karena itu, kegiatan seni dan budaya adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, dan masa kini dengan masa depan.

Melalui event ini ia mengajak seluruh warga Kota Probolinggo untuk menjaga dan memelihara keberagaman budaya sebagai modal dalam membangun generasi muda yang berkualitas dan kompetitif. “Event ini adalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai integritas dan gotong royong sehingga mampu mempersatukan berbagai lapisan masyarakat melalui khasanah budaya yang sudah ada di Kota Probolinggo” ujar Surya.

Kesenian dan umkm adalah bagian dari sistem pariwisata yang tidak bisa dipisahkan. Banyak contoh daerah yang maju pariwisatanya itu karena mereka memiliki budaya dan kesenian yang terpelihara dengan baik. Begitupun dengan umkm yang menyediakan berbagai kebutuhan dan juga akomodasi yang menunjang pariwisata baik berupa barang maupun makanan. Ia juga menyampaikan pesan Habib Hadi “jangan hanya jadi rohali yaitu rombongan hanya lihat-lihat tapi jadilah rojali yaitu rombongan jajan dan beli” pungkasnya. Dengan melibatkan 300 pelaku seni dan umkm diharapkan kegiatan ini bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat.

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT