Warga jalan Sunan Muria Kelurahan Kebonsari Wetan bersorak gembira mendengar hasil lomba lampu hias lingkungan yang diumumkan di alun –alun Kota Probolinggo pada Minggu (10/9) malam
Warga jalan Sunan Muria
Kelurahan Kebonsari Wetan bersorak gembira mendengar hasil lomba lampu hias
lingkungan yang diumumkan di alun –alun Kota Probolinggo pada Minggu (10/9)
malam. Mereka menjadi pemenang dalam lomba itu dan berhak mendapatkan hadiah sebesar
Rp. 25.000.000. “Proses tidak mengkhianati hasil” ucap Ratno Setiawan, Ketua
Rt.1 Rw.3 Kelurahan Kebonsari Wetan sebagai perwakilan yang menerima hadiah
tersebut.
Diketahui penilaian lomba
lampu hias lingkungan tingkat Kota Probolinggo dilaksanakan sejak Senin (28/8)
sampai Kamis (31/8) di 15 lokasi yang tersebar di 5 Kecamatan. Warga Sunan
Muria sendiri mulai menghias lingkungannya sejak akhir bulan Mei. Mereka
berembuk untuk menggali potensi dan aset yang dapat dimanfaatkan untuk
menyemarakkan Hari Kemerdekaan. Melihat banyaknya sampah seperti botol minuman
dan gallon bekas air mineral dilingkungannya akhirnya mereka sepakat untuk
mengolahnya menjadi berbagai ornament cantik sebagai hiasan.
Dengan mengusung tema Ketan
Kratok Berseri yang merupakan akronim dari Kebonsari Wetan kompak kreatif,
total dalam berkarya, bersih, sehat dan ceria. Setidaknya ada 10 macam ornament
yang dibuat warga Rt.1 Rw.3 Kelurahan Kebonsari Wetan itu. Masing-masing
ornament memiliki makna dan filosofi tersendiri.
Pertama ada lampu penjor
yang terbuat dari botol bekas air mineral yang dipadukan dengan lampu berwarna
kuning seakan menyapa “selamat datang” kepada tamu ataupun warga lain yang
melintasi jalan Sunan Muria. Kedua ada bunga sepatu berukuran 40 cm x 50 cm x
1,25 cm yang dibuat dari gallon dan botol bekas disertai lampu aneka warna.
Setiap bunga sepatu dibuat sepasang seakan mendoakan pemuda/pemudi Rt.1 yang
belum punya pendamping hidup agar segera menemukan jodohnya. Ornament ini juga
menggambarkan hati warga yang berbunga-bunga, bergembira berkumpul bersama
keluarga, rukun dan kompak dengan tetangga.
Ornament ketiga adalah lampu petromak, untuk mengenalkan alat penerangan jaman dulu kepada generasi muda yang terbuat dari 4 buah gallon bekas untuk masing-masing petromak. Keempat ada robot transformer yang terbuat dari berbagai barang bekas seperti helm,botol air mineral, botol obat pertanian dan botol minuman berenergi. Robot merupakan salah satu karakter yang digemari anak-anak. Ornament ini menggambarkan transformasi atau perubahan jaman yang tidak bisa ditolak, akan tetapi harus diikuti dan disikapi dengan bijak dan cerdas.
Ornament kelima adalah rantai
berputar terbuat dari plastik mika bekas tugas sekolah anak-anak. Keenam ada
lampu gantung terbuat dari gallon bekas yang dipotong sedemikian rupa hingga
menghasilkan bentuk klasik yang cantik. Ketujuh ada replika burung garuda yang
mengepakkan sayapnya menandakan siap terbang menuju Indonesia maju. Kerangka burung
garuda dibuat dari kayu usuk, bambo, paralon dan 350 galon bekas air mineral, sedangkan
bulunya dibuat dari 1945 botol bekas air mineral yang dicat. Ornament ini
menggambarkan semangat nasionalisme yang dibangun di Rt.1 Rw.3.
Kedelapan ada replika lebah
madu terbuat dari gallon dan botol bekas, menggambarkan kehidupan warga Sunan
Muria yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain maupun lingkungannya. Kesembilan
ada ornament kelinci yang terbuat dari ban bekas yang melambangkan kecerdikan
warga Sunan Muria dalam memanfaatkan potensi yang ada di lingkungannya. Terakhir
ada replika motor gede terbuat dari bak, jurigen minyak, aluminium bekas
jemuran baju yang rusak, potongan galvalum, serta onderdil sepeda motor. Ornament
ini melambangkan kemakmuran dan kejayaan, motor gede merupakan barang mewah
namun bagi warga Rt.1 Rw.3 kemewahan bukan yang utama tapi kerukunan dan
kesatuan dalam hidup bermasyarakat.
Secara keseluruhan
ornament tersebut menunjukkan semangat gotong royong dan kerjasama yang kuat
diantara warganya. Mereka berharap kegiatan menyemarakkan hari Kemerdekaan
dapat memupuk nasionalisme dan rasa cinta tanah air pada generasi muda. Mereka juga
menampilkan sejarah Kota Probolinggo, meski jaman semakin canggih tapi kita
tidak boleh melupakan sejarah bangsa.