Camat Kanigaran Agus rianto membuka rembuk stunting tingkat Kecamatan Kanigaran di pendopo Kecamatan Kanigaran pada Jumat (30/3)
Sebagai upaya penanggulangan
stunting, Camat Kanigaran Agus rianto
membuka rembuk stunting tingkat Kecamatan Kanigaran di pendopo Kecamatan
Kanigaran pada Jumat (30/3). Kegiatan yang diinisiasi Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ini dihadiri Lurah, Ketua LPM,
Pendamping PKH, Puskesmas serta stake
holder terkait. Camat Kanigaran didampingi Danramil, Kepala Bidang Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, Kepala Puskesmas Kanigaran serta Koordinator
Balai Penyuluhan Keluarga Berencana.
“Stunting adalah sebuah kondisi
dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek disbanding tinggi badan
orang lain pada umumnya (yang seusia). Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan
stunting pada 1000 hari pertama kehidupan serta penanganan stunting dengan
menstimulasi pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan” papar dr.Ike yuliana,
Kepala Puskesmas Kanigaran.
Terdapat 5 kelurahan di wilayah
Kecamatan Kanigaran yang ditetapkan menjadi lokus prioritas penurunan stunting yaitu Kelurahan Kanigaran, Curahgrinting,
Sukoharjo, Kebonsari Kulon dan Kebonsari Wetan. Camat Kanigaran berharap agar
semua pemangku kepentingan dapat bergerak bersama, Program Bapak asuh dari
Koramil juga dapat membantu penanggulangan stunting.
Berbagai upaya telah dilakukan
kelurahan untuk menurunkan angka stunting.
“Di Kelurahan Sukoharjo ada
program/inovasi Super penting yaitu sukoharjo percepat penurunan stunting, Obras
(obrolan seputar pencegahan stunting), Koramil (kunjungan ke rumah ibu hamil),
SUN (susu biscuit dan vitamin) Bergosip (bergotong royong bersih-bersih lingkungan
balita stunting)” ujar Erwin Kushermanto, Lurah Sukoharjo.
Lurah Kebonsari Kulon pun
menerangkan programnya yaitu sedekah sayur hasil dari KWT dan Gerpesh Jitu,
Posyandu remaja, penguatan Pos Cinta (Pos curhat ibu-ibu tercinta) serta
sosialisasi bagi para calon pengantin.
Sedangkan menurut Lurah Kanigaran
stunting adalah masalah sosial yang menjadi tanggung jawab kita bersama,
penanganannya pun tidak cukup hanya mengandalkan program dari Pemerintah, perlu
peran serta masyarakat agar pemberian makanan yang cukup gizi bagi balita
stunting dapat berkelanjutan. Upaya serupa juga diungkapkan kelurahan yang
lain, selain erat kaitannya dengan masalah sosial ekonomi,stunting juga dipicu
oleh pernikahan dini dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi
seimbang.
“Kebanyakan balita stunting
berasal dari keluarga penerima PKH, uang yang diterima digunakan untuk apa?” Tanya
Heri Sutanto, ketua DPD LPM Kota Probolinggo.
Pendamping PKH menanggapinya bahwa sudah dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada penerima bantuan agar uang yang diterima digunakan untuk membeli kebutuhan pokok, namun setelah dievaluasi masih ada yang membeli perhiasan,handphone karena pengaruh gaya hidup masa kini.
Kepala Puskesmas Kanigaran akan
menjadwalkan validasi data balita stunting ke setiap kelurahan. “pengukuran
panjang badan bayi memang perlu divalidasi dan didampingi tenaga kesehatan,
nanti akan kita jadwalkan” ujarnya. Selain itu kelurahan juga perlu membuat
peta persebaran stunting untuk memudahkan evaluasi.
Kegiatan ini diakhiri dengan
penandatanganan komitmen bersama penurunan stunting oleh Camat dan Lurah se
Kecamatan Kanigaran serta stake holder terkait.